KALIBRASI SPREYER
( Laporan
Praktikum Pengendalian Hama Tumbuhan )
Oleh
Ismail Pirdaus
1314121087
Kelompok 7
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT
TUMBUHAN
JURUSAN
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penggunaan pestisida dalam
rangka usaha mengendalikan jasad pengganggu secara kimiawi, terdapat faktor
yang sangat menntukan efektifitasnya. Salah satu penyebab efektifitas adalah
alat yang digunakan dalam aplikasinya. Pengetahuan mengenai alat semprot
sangatlah penting bagi seoarang yang akan melakukan pengendalian terhadapat
gangguan OPT. pemakaian alat yang tepat serta dosis yang sesuai anjuran juga
menentukan efektifitas dalam hal pengendalian jasad penggangggu.
Pestisida pada umumnya bersifat
racun yang dapat membunuh organisme non sasaran yang berguna bagi pengendalian
hama dan penyakit secara alami. Tidak hanya hama dan penyakit non sasaran yang
dapat berdampak negatif tetapi juga nyawa pengguna juga bisa terancam bila
penggunaannya tidak sesuai prosedur. Oleh karena itu, perlu mengetahui sifat larutan dari pestisida itu
sendiri sebelum menggunakannya. Penggunaan pestisida
harus mengikuti aturan yang tertera dalam label pestisida jika tidak mengikuti
peraturan yang ada maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia dan
berdampak negatif bagi lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem.
Alat semprot yang
memerlukan tenaga manusia tergolong dalam alat semprot manual, sedang alat
semprot mesin disebut alat semprot bermotor. Untuk dapat memilih jenis alat
yang efisien, serta menggunakannya dengan baik, maka setiap pemakai alat
aplikasi pestisida perlu mengetahui macam serta fungsi semua komponen yang
terdapat pada berbagai macam tipe alat tersebut. Ada beberapa cara untuk
mengaplikasi pestisida yakni: penyemprotan, penghembusan, penyuntikan,
pengabutan, fumigasi, perlakuan benih, penyebaran butiran, dan juga pemasangan
umpan. Macam aplikasi ini sangat tergantung dari jenis pestisida yang digunakan
demikian juga bentuk formulasinya serta macam sasaran yang akan dikendalikan.
1.2
Tujuan
1.
Menentukan Kecepatan Jalan
2.
Menentukan Waktu Aplikasi
3.
Menentukan Konsentrasi
Larutan
II. METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang di gunaka pada
praktikum kai ini adalah :
-
Alat
semprot punggung (Knapsack)
-
Ember
-
Gelas
ukur
-
Meteran
Adapun bahan-bahan yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah :
Air
2.2
Prosedur Kerja
Adapun prosedur
yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Disiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum
2.
Dituangkan
pestisida 3ml ke dalam alat sprayer
3.
Pestisida
disempotkan selama 1 menit yang ditampung digelas ukur
4.
Dihitung
hasil tampungan di gelas ukur selama 1 menit
5.
Dimasukkan
kembali pestisida ke dalam alat aplikasi hingga 3ml
6.
Disemprotkan
pestisida ke lahan
7.
Dihitung
waktu yang diperlukan dan pestisida yang digunakan untuk luasan lahan tertentu
8.
Dikalibrasikan
pestisida dengan metode luas dan waktU
III.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Adapun
hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
|
Luas Petakan
|
Ulangan
|
Jarak (s)
|
Waktu (t)
|
V1
|
V2
|
Kec
(m/s)
|
Volume terpakai
|
Volume semprot per ha
|
1
|
5 m2
(1m x 5m)
|
1
|
10 m2
|
46
|
3000 mL
|
2000 mL
|
0,21
|
1000 mL
|
2000
|
2
|
2
|
34
|
3000 mL
|
2450 mL
|
0,29
|
550 mL
|
1100
|
||
3
|
3
|
32
|
3000 mL
|
2500 mL
|
0,31
|
500 mL
|
1000
|
||
4
|
10 m2
(2m x 5m)
|
1
|
20 m2
|
68
|
3000 mL
|
2060 mL
|
0,29
|
940 mL
|
940
|
5
|
2
|
58
|
3000 mL
|
2300 mL
|
0,34
|
700 mL
|
700
|
||
6
|
3
|
53
|
3000 mL
|
2420 mL
|
0,37
|
580 mL
|
580
|
||
7
|
15 m2
(3m x 5m)
|
1
|
30 m2
|
84
|
3000 mL
|
1980 mL
|
0,35
|
1020 mL
|
680,0003
|
8
|
2
|
74
|
3000 mL
|
2300 mL
|
0,40
|
700 mL
|
466,669
|
||
9
|
3
|
62
|
3000 mL
|
2200 mL
|
0,48
|
800 mL
|
533,336
|
3.2 Pembahasan
Kalibrasi merupakan hal yang harus
dilakukan ketika seorang akan melakukan pengendalian terhadap OPT menggunakan
alat semprot. Karena pada setiap alat semprot memililki perbedaan volume yang
keluar. Selain itu factor manusia juga dapat menyebaakan perubahan tersebut.
Alat semprot yang menyebabkan perubahan adalah dari nozel, yang kemudian akan
menyebabkan volume curah yang keluar, dan nozel menyebabkan perbedaan lebar
gawang. Faktor dari manusia (penyemprot) yang menyebabkan perubahan adalah
kecepatan jalan, karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda,
kemudian lebar gawang dan tekanan. Oleh karena itu kalibrasi diperlukan karena
pertimbangan hal tersebut, dengan kalibrasi maka akan didapatkan volume air per
hektar. (Djojosumarto, P. 2000).
Pada pratikum ini dilakukan kalibrasi
dengan menggunakan alat semprot punggung semi otomatis tuas atas. Pada awalnya
dilakukan perhitungan kecepatan jalan dengan 3 ulangan dengan jarak 5, 10, 15 meter.
Pertama yang dilakukan adalah
mencari curah dalam satuan liter/menit yaitu dengan meyemprot dengan memasukkan
air yang keluar pada gelas ukur dengan volume 1 liter kemudian didapatkan
rata-rata dari 3 ulangan yaitu sebanyak 0,75 liter/menit. Tahap kedua adalah
melakukan penghitungan kecepatan jalan sejauh 5, 10,15
meter. Keceptan dihitung dari jarak yang ditempuh dibagi dengan banyaknya waktu
yang dihabiskan. Dari 3 ulangan didapatkan data kecepatan jalan adalah 0,21; 0,29; 0,31; 0,29; 0,37; 0,37; 0,35;
0,40; 0,48 m/s. Tahap terakhir adalah penghitungan lebar gawang.
Lebar gawang dihitung dalam satuan meter, yaitu mengukur lebar tanah yang
terkena semprot menggunakan meteran. Dari hasil pengukuran meteran didapatkan
hasil bahwa lebar gawang 1 m. (Kartika, Yuyun. 2012).
Dalam pengaplikasian kalibrasi pun memiliki fungsi
tersendiri. Fungsi kalibrasi yaitu memberikan informasi atas dosis yang
diberikan disetiap tanaman yang akan disemprot dan juga memberikan informasi
tentang waktu yang dibutuhkan untuk menyemprot tanaman yang dibudidayakan jadi
setiap satu tanaman memiliki waktu semprot dengan dosis yang tepat. Oleh sebab
itu kalibrasi ini berfungsi untuk memberikan takaran dan informasi yang tepat
untuk penggunaan penyemprotan pestisida ataupun pupuk (Sudarmo , 1991).
Perhitungan kalibrasi merupakan
perhitungan jumlah cairan yang dibutuhkan per luasan lahan yang akan
diaplikasikan. Perhitungan kalibrasi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut:
Kalibrasi sprayer dapat dilakukan
dengan dua metode sederhana yang dipraktikumkan kali ini. Metode kalibrasi
tersebut antara lain:
1.
Metode
Waktu
Metode ini digunakan untuk
mengetahui kecepatan yang digunakan praktikan dalam mengaplikaskan pestisidanya
dalam luasan waktu tertentu.selain itu dapat pula diketahui kecepatan berjalan
dari praktikan tersebut. Rumus yang digunakan pada penghitungan ini yaitu:
Kecepatan (V)= 

2.
Metode
Luas
Metode luas digunakan untuk
mengetahui volume semprot yang digunakan pada luasan lahan tertentu. Untuk menghitungnya perlu diketahui
terlebihdahulu larutan yang digunakan selama 1 menit. Rumus yang digunakan
yaitu:
Volume semprot=
X Lar. Yang digunakan

Pada
praktikum yang telah dilakukan (Kelompok 8) dapat dihitung volume semprot
dengan metode luas, yaitu dengan perhitungan sebagai berikut:
Volume semprot=
X Lar. Yang digunakan

Volume semprot=
X 700 ml

Volume semprot= 

Kecepatan jalan praktikan dapat
dihitung dengan metode waktu sebagai berikut:
Kecepatan (V)= 

Kecepatan (V)= 

Kecepatan (V)= 

IV.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum
kali ini yaitu sebagai berikut :
1.
Fungsi
kalibrasi yaitu memberikan informasi atas dosis yang diberikan disetiap tanaman
dan waktu yang dibutuhkan untuk menyemprot
2.
Kalibrasi
sprayer dapat dilakukan dengan metode waktu dan luas
3.
Metode
waktu untuk mengetahui waktu yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida
dengan rumus Kecepatan (V)= 

4.
Metode
luas digunakan untuk mengetahui volume semprot yang digunakan pada luasan lahan
tertentu
5.
Rumus
metode luas yaitu
Volume semprot=
X
Lar. Yang digunakan

DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto,
P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida
Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta.
Kartika, Yuyun. 2012.
Faktor Risiko yang Berkaitan dengan Kejadian Keracunan Pestisida pada Petani
Penyemprot Tanaman Bawang Merah di Desa Sengon Kecamatan Tanjung Kabupaten
Brebes. Unnes Journal of Public Health 2 (1): 72-79.
Sudarmo,
S. 1991. Pestisida. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.