Rabu, 22 April 2015

Laporan Kalobrasi Spreyer






KALIBRASI SPREYER
 ( Laporan Praktikum Pengendalian Hama Tumbuhan )






Oleh
Ismail Pirdaus
1314121087
Kelompok 7





















LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015






I.                   PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang

Penggunaan pestisida dalam rangka usaha mengendalikan jasad pengganggu secara kimiawi, terdapat faktor yang sangat menntukan efektifitasnya. Salah satu penyebab efektifitas adalah alat yang digunakan dalam aplikasinya. Pengetahuan mengenai alat semprot sangatlah penting bagi seoarang yang akan melakukan pengendalian terhadapat gangguan OPT. pemakaian alat yang tepat serta dosis yang sesuai anjuran juga menentukan efektifitas dalam hal pengendalian jasad penggangggu.

Pestisida pada umumnya bersifat racun yang dapat membunuh organisme non sasaran yang berguna bagi pengendalian hama dan penyakit secara alami. Tidak hanya hama dan penyakit non sasaran yang dapat berdampak negatif tetapi juga nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur. Oleh karena itu, perlu mengetahui sifat larutan dari pestisida itu sendiri sebelum menggunakannya. Penggunaan pestisida harus mengikuti aturan yang tertera dalam label pestisida jika tidak mengikuti peraturan yang ada maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia dan berdampak negatif bagi lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem.

Alat semprot yang memerlukan tenaga manusia tergolong dalam alat semprot manual, sedang alat semprot mesin disebut alat semprot bermotor. Untuk dapat memilih jenis alat yang efisien, serta menggunakannya dengan baik, maka setiap pemakai alat aplikasi pestisida perlu mengetahui macam serta fungsi semua komponen yang terdapat pada berbagai macam tipe alat tersebut. Ada beberapa cara untuk mengaplikasi pestisida yakni: penyemprotan, penghembusan, penyuntikan, pengabutan, fumigasi, perlakuan benih, penyebaran butiran, dan juga pemasangan umpan. Macam aplikasi ini sangat tergantung dari jenis pestisida yang digunakan demikian juga bentuk formulasinya serta macam sasaran yang akan dikendalikan.

1.2              Tujuan

1.                  Menentukan Kecepatan Jalan
2.                  Menentukan Waktu Aplikasi
3.                  Menentukan Konsentrasi Larutan







II.  METODOLOGI PERCOBAAN


2.1  Alat dan Bahan

Adapun alat yang di gunaka pada praktikum kai ini adalah :
-          Alat semprot punggung (Knapsack)
-          Ember
-          Gelas ukur
-          Meteran

Adapun bahan-bahan yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah : 
             Air
             
2.2 Prosedur Kerja

Adapun prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum
2.    Dituangkan pestisida 3ml ke dalam alat sprayer
3.    Pestisida disempotkan selama 1 menit yang ditampung digelas ukur
4.    Dihitung hasil tampungan di gelas ukur selama 1 menit
5.    Dimasukkan kembali pestisida ke dalam alat aplikasi hingga 3ml
6.    Disemprotkan pestisida ke lahan
7.    Dihitung waktu yang diperlukan dan pestisida yang digunakan untuk luasan lahan tertentu
8.    Dikalibrasikan pestisida dengan metode luas dan waktU


III.       HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Luas Petakan
Ulangan
Jarak (s)
Waktu (t)
V1
V2
Kec (m/s)
Volume terpakai
Volume semprot per ha
1
5 m2
(1m x 5m)
1
10 m2
46
3000 mL
2000 mL
0,21
1000 mL
2000
2
2
34
3000 mL
2450 mL
0,29
550 mL
1100
3
3
32
3000 mL
2500 mL
0,31
500 mL
1000
4
10 m2
(2m x 5m)
1
20 m2
68
3000 mL
2060 mL
0,29
940 mL
940
5
2
58
3000 mL
2300 mL
0,34
700 mL
700
6
3
53
3000 mL
2420 mL
0,37
580 mL
580
7
15 m2
(3m x 5m)
1
30 m2
84
3000 mL
1980 mL
0,35
1020 mL
680,0003
8
2
74
3000 mL
2300 mL
0,40
700 mL
466,669
9
3
62
3000 mL
2200 mL
0,48
800 mL
533,336


3.2 Pembahasan

Kalibrasi merupakan hal yang harus dilakukan ketika seorang akan melakukan pengendalian terhadap OPT menggunakan alat semprot. Karena pada setiap alat semprot memililki perbedaan volume yang keluar. Selain itu factor manusia juga dapat menyebaakan perubahan tersebut. Alat semprot yang menyebabkan perubahan adalah dari nozel, yang kemudian akan menyebabkan volume curah yang keluar, dan nozel menyebabkan perbedaan lebar gawang. Faktor dari manusia (penyemprot) yang menyebabkan perubahan adalah kecepatan jalan, karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, kemudian lebar gawang dan tekanan. Oleh karena itu kalibrasi diperlukan karena pertimbangan hal tersebut, dengan kalibrasi maka akan didapatkan volume air per hektar. (Djojosumarto, P. 2000).

Pada pratikum ini dilakukan kalibrasi dengan menggunakan alat semprot punggung semi otomatis tuas atas. Pada awalnya dilakukan perhitungan kecepatan jalan dengan 3 ulangan dengan jarak 5, 10, 15 meter. Pertama yang dilakukan adalah mencari curah dalam satuan liter/menit yaitu dengan meyemprot dengan memasukkan air yang keluar pada gelas ukur dengan volume 1 liter kemudian didapatkan rata-rata dari 3 ulangan yaitu sebanyak 0,75 liter/menit. Tahap kedua adalah melakukan penghitungan kecepatan jalan sejauh 5, 10,15 meter. Keceptan dihitung dari jarak yang ditempuh dibagi dengan banyaknya waktu yang dihabiskan. Dari 3 ulangan didapatkan data kecepatan jalan adalah  0,21; 0,29; 0,31; 0,29; 0,37; 0,37; 0,35; 0,40; 0,48 m/s. Tahap terakhir adalah penghitungan lebar gawang. Lebar gawang dihitung dalam satuan meter, yaitu mengukur lebar tanah yang terkena semprot menggunakan meteran. Dari hasil pengukuran meteran didapatkan hasil bahwa lebar gawang 1 m. (Kartika, Yuyun. 2012).

Dalam pengaplikasian kalibrasi pun memiliki fungsi tersendiri. Fungsi kalibrasi yaitu memberikan informasi atas dosis yang diberikan disetiap tanaman yang akan disemprot dan juga memberikan informasi tentang waktu yang dibutuhkan untuk menyemprot tanaman yang dibudidayakan jadi setiap satu tanaman memiliki waktu semprot dengan dosis yang tepat. Oleh sebab itu kalibrasi ini berfungsi untuk memberikan takaran dan informasi yang tepat untuk penggunaan penyemprotan pestisida ataupun pupuk (Sudarmo , 1991).

Perhitungan kalibrasi merupakan perhitungan jumlah cairan yang dibutuhkan per luasan lahan yang akan diaplikasikan. Perhitungan kalibrasi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:  
Kalibrasi sprayer dapat dilakukan dengan dua metode sederhana yang dipraktikumkan kali ini. Metode kalibrasi tersebut antara lain:
1.    Metode Waktu

Metode ini digunakan untuk mengetahui kecepatan yang digunakan praktikan dalam mengaplikaskan pestisidanya dalam luasan waktu tertentu.selain itu dapat pula diketahui kecepatan berjalan dari praktikan tersebut. Rumus yang digunakan pada penghitungan ini yaitu:
Kecepatan (V)=
2.    Metode Luas

Metode luas digunakan untuk mengetahui volume semprot yang digunakan pada luasan lahan tertentu.  Untuk menghitungnya perlu diketahui terlebihdahulu larutan yang digunakan selama 1 menit. Rumus yang digunakan yaitu:

Volume semprot= X Lar. Yang digunakan


Pada praktikum yang telah dilakukan (Kelompok 8) dapat dihitung volume semprot dengan metode luas, yaitu dengan perhitungan sebagai berikut:
Volume semprot= X Lar. Yang digunakan
Volume semprot= X 700 ml
Volume semprot=

Kecepatan jalan praktikan dapat dihitung dengan metode waktu sebagai berikut:
Kecepatan (V)=
Kecepatan (V)=
Kecepatan (V)=




IV.             KESIMPULAN



Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut :
1.    Fungsi kalibrasi yaitu memberikan informasi atas dosis yang diberikan disetiap tanaman dan waktu yang dibutuhkan untuk menyemprot
2.    Kalibrasi sprayer dapat dilakukan dengan metode waktu dan luas
3.    Metode waktu untuk mengetahui waktu yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan rumus Kecepatan (V)=
4.    Metode luas digunakan untuk mengetahui volume semprot yang digunakan pada luasan lahan tertentu
5.    Rumus metode luas yaitu
Volume semprot= X Lar. Yang digunakan

 




DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Kartika, Yuyun. 2012. Faktor Risiko yang Berkaitan dengan Kejadian Keracunan Pestisida pada Petani Penyemprot Tanaman Bawang Merah di Desa Sengon Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes. Unnes Journal of Public Health 2 (1): 72-79.

Sudarmo, S. 1991. Pestisida. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.