PENGENALAN
ALAT-ALAT APLIKASI PESTISIDA
( Laporan
Praktikum Pengendalian Hama Tumbuhan )
Oleh
Ismail Pirdaus
1314121087

JURUSAN
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Organisme pengganggu tanaman merupakan organisme-organisme yang dapat merusak tanaman baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kerusakan tersebut dapat menimbulkan kerugian baik dari segi
kualitas ataupun kuantitas panen, sehingga merugikan secara ekonomi. Untuk
menghin dari kerugian karena serangan OPT, tanaman harus dilindungi dengan cara
mengendalikan OPT tersebut. Dengan demikian untuk membasmi organisme penganggu tanaman dibutuhkan suatu substansi yang berfungsi untuk membasmi OPT
tersebut yaitu berupa pestisida.
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang
dimaksud hama di sini adalah sangatluas, yaitu serangga,
tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi
(jamur), bacteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis),
siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman
Alat aplikasi pestisida yang di amati pada
praktikum ini adalah jenis spreyer. Aplikasi pada spreyer biasanya pestisida
formulasi EC,WP dan S. Hal ini biasanya di sesuaikan dengan fungsi dari spreyer
tersebut, sebab pada jenis formulasi tersebut dapat di encerkan. Pengaplikasian
jenis formulasi EC umumnya di aduk sekali dalam pengaplikasiannya. Hal ini di
sebabkan pada formulasi ini tidak akan mengendap bila di aplikasikan dengan
spreyer. Jenis formulasi WP umumnya di aduk tiap 30 menit sekali dalam
pengaplikasianya. Hal ini di sebabkan adanya pengendapan pestisida tiap 30
menit. Aplikasi pada jenis G biasanya di
tebar langsung di dekat tanaman. Perawatan spreyer pada umumnya dicuci atau dibersihkan agar kandungan pestisida
menjadi rendah alat semprot.
1.2 Tujuan
1. Mengenal beberapa macam alat dan aplikasi
pestisida
2. mengetahui bagian dan mekanisme alat
3. mengetahui jenis nosel.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang di gunaka pada
praktikum kai ini adalah : Pena,
kertas, untuk menulis alat aplikasi pestisida dan acc,
Adapun bahan-bahan yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah : semi automatic spryer, automatic spreyer, mist
duster, swing fog,
2.2
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum kali ini adalah:
1.
Menyiapakn
ketujuh spesimen alat aplikasi pestisida yang akan di lakukan pengamatan
2.
Di
lakukan pengamatan terhadap alat aplikasi pestisida yang telah disiapkan
sebelumnya
3.
Di
deskripsikan sesuai dengan apa yang di lihat masing-masing mahasiswa yang
melakukan pengamatan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil dari pengamatan peraktikum kaliini
adalah:
NO
|
Foto
|
Gambar
|
Keterangan
|
||||
1.
|
semi otomatis spriyer
|
Bagian-bagian semi
otomatis spreier: selang pestisida, kran, lubang untuk masuk pestisida,
hendel pompa, per, tangki, nozel.
|
|||||
2.
|
Otomatis spriyer
|
Bagian-bagian semi
otomatis spreier: selang pestisida, kran, lubang untuk masuk pestisida, tangki, nozel.
|
|||||
3.
|
![]()
Mist Duster
|
Baian-bagian mist dust :
mesin, selang, tangki.
|
|||||
4.
|
Automatis spriyer plastik
|
Bagian-bagian semi
otomatis spreier: selang pestisida, kran, lubang untuk masuk pestisida,
tangki, nozel.
|
|||||
5.
|
![]()
Swing fog
|
Bagian-bagian swing fog:
mesin, selang, tabung pestisida.
|
|||||
3.2 Pembahasan
Istilah
"mengendalikan" OPT bukan berarti harus diberantas habis. Namun
pengendalian disini adalah usaha pengendalian populasi atau tingkat kerusakan
karena OPT agar kerusakan dapat ditekan serendah mungkin sehingga secara
ekonomis tidak merugikan (Djojosumarto, 2004).
Dalam proses
pengendalian tersebut digunakan beberapa macam alat pertanian. Hal ini bergantung
pada jenis pengendalian yang diaplikasikan. Pengaplikasian pestisida cair atau
bahan-bahan lain umumnya diaplikasikan menggunakan sprayer. Sprayer merupakan
alat yang difungsikan sebagai penyebar karena memiliki kemampuan jangkauan
penyebaran dan kerataan bahan ke tanaman yang merata.
Berikut ini adalah
beberapa tipe sprayer:
1. Sprayer Semi Otomatis
Prinsip kerja alat ini
adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut.
Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif
dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh
butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan
partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni tekanan dalam
tabung khusus dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya
mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut bersama dengan cairan.
Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat
pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat
halus.
Dari hasil beberapa
penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di
lapangan adalah jenis ini, namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan
mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun
1977 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong
sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami
kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah,
katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle
dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. Di
samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pest
yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang
kurang menunjang aplikasi. Bagian-bagian alat semprot semi otomatis antara lain
tuas penyemprot, noozle, batang semprot, mult tangki, memiliki satu tabung
untuk menampung cairan pestisida sekaligus menampung tekanan udara serta tali
untuk menggendong alat. Kapasitas atau daya tampung alat 17 liter dan terbuat
dari logam besi.( Junaidi, W. 2009).
2. Sprayer Otomatis
Prinsip kerja alat
penyemprot ini adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang
menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian
pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman.
Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses
pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni
cairan di dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan
akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan
tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut,
sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.
Berdasarkan prinsip
kerjanya, maka alat penyemprot tipe gendong ini memiliki bagian utama yang
terdiri :
1. Tangki dari bahan
plat tahan karat, untuk menampung cairan
2. Unit pompa, yang
terdiri dari silinder pompa, piston dari kulit
3. Tangkai pompa, untuk
memompa cairan
4.
Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian
ujungnya dilengkapi nosel
5. Manometer, untuk
mengukur tekanan udara di dalam tangki
6. Sabuk penggendong
7. Selang karet
8. Piston pompa
9. Katup pengatur aliran
cairan keluar dari tangki
10. Katup pengendali aliran cairan bertekanan
yang ke luar dari selang karet
11. Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan
dari selang menuju ke nosel
12. Nosel, untuk memecah cairan menjadi pertikel
halus
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penggunaannya adalah isi tangki cairan pestisida harus
disisakan kurang lebih 1/5 bagian ruangan tangki untuk udara. Setelah diisi
cairan, tangki dipompa kurang lebih sebanyak 50 – 80 kali pemompaan. Untuk
mengetahui intensitas tekanan udara di dalam tangki dapat diamati melalui
manometer. Beberapa persyaratan lainnya adalah bahan konstruksi terbuat dari
plat tahan karat, bagian konstruksi pompa mudah dilepas untuk dibersihkan,
selang terbuat dari karet atau plastik, nosel dapat dilepas dan dapat diganti
baik tipe maupun ukuran lubangnya. Persyaratan lain yang berkaitan efektivitas
aplikasi pestisida dalam pengoperasian alat penyemprot adalah kondisi kecepatan
angin tidak melebihi 10 km/jam.
Perbedaan antara
sprayer otomatis dan sprayer semi otomatis adalah pada komponen dalam kedua
alat tersebut. Pada alat sprayer otomatis tidak ada tabung khusus yang
digunakan sebagai tempat cadangan tekanan karena seluruh tekanan memenuhi
tangki sprayer. Oleh karena itu tangki sprayer otomatis harus terbuat dari
bahan yang kuat dengan tekanan. Dengan perbedaan tersebut maka cara aplikasinya
pun sedikit berbeda. Jika sprayer otomatis harus dipompa hingga penuh sebelum
aplikasi, sprayer semi otomatis harus dipompa selama aplikasi hingga volume
pestisida habis. Oleh karena itulah ada perbedaan ukuran droplet pada keduanya.
Ukuran droplet sprayer otomatis lebih kecil dari sprayer semi otomatis akibat
adanya perbedaan tekanan yang diberikan.
Ada beberapa keuntungan dan kerugian dengan penggunaan
tekanan atau energi hidrolik antara lain:
Keuntungan
|
Kerugian
|
1. Komponen yang digunakan relatif
sederhana untuk dioperasikan.
2. Peralatan fleksibel dan dengan
perubahan sedikit dapat digunakan untuk sasaran yang berbeda.
|
1. Droplet dihasilkan dalam kisaran
diameter yang luas mengakibatkan banyak pestisida yang terbuang (droplet
dengan optimum diameter tidak mengenai sasaran).
2. Penggunaan yang bervariasi dan
komponen dapat mengakibatkan variasi penutupan.
3. Penggunaan komponen khususnya noozle
yang mengharuskan seringnya penggantian alat yang bersangkutan.
|
3.
Duster
Alat
ini digunakan untuk aplikasi pestisida padat atau serbuk. pestisida dalam
bentuk debu terdiri dari bahan pembawa yang kering dan halus, yang mengandung
bahan aktif 1 -10 persen, ukuran partikelnya berkisar lebih kecil dari 75
mikron. Aplikasinya tanpa
dicampur dengan bahan lain dan dimanfaatkan untuk mengatasi pertanaman yang
berdaun rimbun/lebat, karena partikel debu dapat masuk keseluruh bagian pohon.
Penggunaan sprayer
didasarkan pada tujuan. Kemudian dalam pengaplikasian pestisida, diperlukan
pengetahuan yang baik agar penggunaan pestisida tidak menyebabkan kerugian atau
dalam kata lain boros. Pengetahuan ini lebih tergantung kepada jenis pestisida
dan dosis yang digunakan. Dalam hal ini, dosis yang digunakan baiknya tepat
atau mendekati tepat dalam pengaplikasiannya. Dengan demikian efek atau
keampuhan pestisida yang digunakan dapat dibuat seoptimal mungkin.
Pestisida berwujud
cairan (EC) atau bentuk tepung yang dilarutkan (WP atau SP) memerlukan alat
penyemprot untuk menyebarkannya. Sedangkan pestisida yang berbentuk tepung
hembus bisa digunakan alat penghembus. Pestisida berbentuk fumigant dapat
diaplikasikan dengan alat penyuntik, misalnya alat penyuntik tanah untuk
nematisida atau penyuntik pohon kelapa untuk jenis insektisida yang digunakan
memberantas penggerek batang (Djojosumarto, 2000).
4.
Swing fog
Swing fog sering digunakan dalam penyemprotan pada kasus Demam Berdarah
atauDemam Chikungunya. Bahan aktif yang digunakan adalah malation ( pada
beberapa daerahtidak lagi menggunakan malation) dicampur dengan solar. Sebagai
pembangkitnyamenggunkan bensin. Prinsip kerja alat ini sangat unik. Cara
menghidupkannya juga unik,
yaitu dengan memompa pada bagian atas yang berbentuk bulat setengah
lingkaran dan berbahan karet. Output yang dikeluarkannya adalah asap.
Kelebihan alat ini : dapat digunakan dalam meng-cover daerah yang luas
dalam waktu cepatdan membunuh nyamuk dewasa bila campuran dan cara
penyemprotannya tepat.
Kekurangannya: sifat pengendaliannya hanya sementara, hanya berkisar 3-6
jam. Tidak membunuh larva nyamuk. Bila takaran dan cara penyemprotan tidak
tepat maka efeknyatidak begitu maksimal.
5.
Sprayer Biasa
Alat semprot ini
memiliki prinsip sama dengan sprayer semi otomatis namun dalam ukuran mini dan
tanpa tabung khusus sebagai penyimpan tekanan, dengan kata lain tidak memiliki cadangan tekanan. Fungsi dari
alat ini adalah untuk aplikasi pestisida cair atau pestisida yang dilarutkan
dengan air.
Tipe-tipe nosel:
Ada beberapa tipe nosel yang di gunakan oleh petani dalam proses pengaplikasian pestisida, berikut ini adalah nana-nama tipe nosel yang di gunaka:
1.
Nose kerucut (None nozzel)
2.
Nozel kipas standar (Flat
fan nozzel)
3.
Nozel kipas rata (Even
flat fan nozzel)
4.
Nozel polijet
5.
Nozel lubang4
dari beberapa tipe nosel yang di pakai oleh petani yang lebih sering di gunakan oleh petani sawah atau hortikultura adalah jenis nosel polijet dan lubang 4 (pirdaus,I. 2015.
IV. KESIMPULAN
1.
Aplikasi pestisida berbentuk cair atau pestisida yang dilarutkan dengan air
dapat menggunakan sprayer tangan semi otomatis maupun otomatis sedangkan untuk
pestisida berbentuk tepung dapat menggunakan duster.
2.
Perbedaan antara sprayer otomatis dan semi otomatis terdapat pada komponen
dalam yakni penempatan tekanan udara dimana pada sprayer semi otomatis tekanan
disimpan dalam tabung khusus dengan sedikit cadangan tekanan dan sprayer
otomatis langsung disimpan dalam tangki, keduanya menyebabkan perbedaan ukuran
droplet.
3. trlah di ketahui jenis-jenis nozel yang
di gunakan untuk aplikasi pestisida.
DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto, P., 2000.
Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.
Djojosumarto, P., 2004.
Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.
Junaidi, W. 2009. Menentukan Kalibrasi. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Pirdaus,I.2015. Alat-alat aplikasi pestisida .Lampung: Penyebar Swadaya.
Titanium Art - Titsanium Art
BalasHapusTitanium Art. Titsanium Art. Titanium titanium earrings hoops Art. Titsanium Art. Titsanium Art. Titsanium Art. Titsanium samsung titanium watch Art. welding titanium Titsanium titanium connecting rod Art. Titsanium Art. Titsanium Art. Titsanium Art. Titsanium Art. Titsanium titanium lug nuts Art. Titsanium Art.